Majalengka || Corongkita.com – Dalam rangka mengatasi Inflasi Sawit di Indonesia, khususnya di Kabupaten Majalengka, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Anggota Dewan DPR RI dari Komisi XI, Dr. H. Jefry Romdonny S.E, S.Sos, M.Si, M.M mengadakan acara diskusi Sosialisasi & Expo Sawit Baik Indonesia 2023 “Hilarisasi Produk Turunan Kelapa Sawit Untuk Kebangkitan Ekomomi Kerakyatan”. Bertempat di Ballroom Hotel Garden Majalengka. Sabtu (30/09/2023)
Acara ini terselenggara atas kerjasama komisi XI dengan BPDFKS, yang mana BPDPKS ini merupakan salah satu Badan Pelayanan Umum dibawah Dirjen Direktorat sentral perbendaharaan Kementrian keuangan Republik Indonesia.
Diskusi tersebut dihadiri oleh Dr. H. Diding Bajuri M,Si, Muhamad Rahmat, staff divisi kemasyarakatan dan civil society BPDPKS, Dr. Doni Susandi ST, MT, Dekan Teknik UNMA, Dr. Acep Atmawijaya SP, MP, Dosen Faperta UNMA, Anggota Dewan DPR RI Komisi XI, Dr. H. Jefry Romdonny S.E, S.Sos, M.Si, M.M, Calon anggota DPD RI Dapil Jawa Barat, H. A. Irwan Bola, Caleg DPRD Kab.Majalengka dari partai GERINDRA Dapil 1, H. Ano Suksena, serta para peserta diskusi
Anggota Dewan RI dari Komisi XI, Dr. H. Jefry Romdonny S.E, S.Sos, M.Si, M.M sebagai Kynote Speaker diskusi menyampaikan, tentunya kelapa sawit ini salah satu komuditas utama Indonesia yang memilik dampak besar terhadap ekonomi dan lingkungaan. Sabtu (30/09)
“Indonesia menjadi negara produsen minyak sawit terbesar di dunia. Dengan produksi CPO mencapai 45,5 juta metrik ton pada pada periode tahun 2022, 2023. Indonesia sebenarnya bisa dapat keuntungan yang lebih besar lagi dari minyak sawit ini, apabila mampu memproduksi beragam jenis komoditi yang berbahan baku CPO, seperti rpd bahan oil, luscoking oil. Istilah ini dikenal dengan namanya hilirisasi sawit. Jadi yang sedang didorong oleh pemerintah, agar nilai tambah sawit diambil oleh negara asing, karena manfaatnya tentunya sangat besar. Produsen nasioanal di tuntut tidak hanya menghasilkan minyak sawit mentah, tapi juga menghasilkan produk-produk turunannya yang lebih bernilai. Seperti minyak nabati, margarin, ataupun sabun, biodisel, dan juga produk-produk lainnya”. Ungkapnya
Masih kata H. Jefry, “tentu saja hilirisasi sawit ini bukanlah tugas yang mudah, diperlukan infestasi yang cukup besar, peningkatan teknologi dan juga kersama antara pemerintah, industri dan masyarakat untuk mencapai tujuan ini. Hilirisasi sawit ini kami kira buka yang mustahil, mengingat manfaatnya yang begitu besar. Nah tentunya kan BPDPKS sangat memahami mengenai hal ini”. Ucapnya
H. Jefry menambahkan, “bahwasannya Hilirisasi sawit ini, pertama meningkatkan yang namanya nilai tambah, jadi dengan mengelola sawit menjadikan produk bernilai tambah, kita dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan mencipatakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
Kedua, dispersipikasi ekonomi, akan membantu mengurangi ketergantungan kita pada harga minyak mentah yang fluktulatif, ini tentunya membantu menjaga stabilitas ekonomi kita.
Ketiga, pemberdayaan masyarakat, menuntut keterampilan petani dan juga pelaku industri sawit bertambah, tentunya akan meningkatkan tarap hidup petani sawit dan komunitas sekitarnya melalui pelatihan, pendidikan, akses ke pasar yang lebih baik.
Ke empat, perlindungan lingkungan, seperti deprotisasi atau degradasi lahan.
Kelima, kemandirian energi, ini bagian yang menurut saya bagian penting, jadi dalam konteks energi, juga dapat mempromosikan produksi biodisel yang dapat mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil”. Pungkasnya
(igun)