Majalengka || Coromgkita.com – 20 November 2025, Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Majalengka menuai apresiasi, namun juga menghadirkan tantangan baru terkait penanganan limbah sisa makanan dan dapur. Menanggapi hal ini, tokoh visioner Majalengka yang dikenal dengan sebutan kiasan Mahesa Jenar segera mengambil langkah strategis dan transformatif.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan hari ini, Mahesa Jenar menegaskan bahwa Majalengka akan menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan limbah MBG, mengubahnya dari potensi ancaman lingkungan menjadi sumber daya ekonomi sirkular yang bermanfaat bagi masyarakat.
Tindakan Cepat: Mengubah Sampah Menjadi Pakan dan Pupuk
Mahesa Jenar menekankan pentingnya filosofi zero waste dalam setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Majalengka.
”Program gizi untuk anak bangsa harus berjalan beriringan dengan gizi untuk lingkungan. Kita tidak boleh membiarkan keberkahan program ini berujung pada bencana pencemaran,” tegas Mahesa Jenar.
Langkah-langkah yang akan diimplementasikan meliputi:
Integrasi Pengolahan Maggot (BSF): Limbah organik sisa makanan akan diwajibkan untuk diolah melalui budidaya Maggot Black Soldier Fly. Maggot ini tidak hanya mengurangi volume sampah secara drastis dalam waktu singkat, tetapi juga menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi dan pakan protein murah untuk sektor peternakan dan perikanan lokal.
Keterlibatan BUMDes dan Akademisi: Mahesa Jenar telah menginstruksikan kerja sama intensif antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan lembaga akademis (seperti universitas lokal) untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah sederhana yang mudah diterapkan di tingkat desa. BUMDes akan menjadi pusat pengumpulan dan pengolahan limbah terpadu.
Audit Lingkungan Ketat: Akan dibentuk Tim Khusus yang bertugas mengaudit dan memastikan setiap SPPG dan pemasok makanan memiliki sistem pemilahan sampah yang efektif. Sanksi tegas akan diberikan bagi pihak yang lalai dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan limbah.
Dampak Positif yang Diharapkan
Melalui kebijakan ini, Majalengka tidak hanya berhasil mengendalikan polusi dan bau yang dikeluhkan warga, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengolahan limbah dan budidaya Maggot.
”Limbah MBG kini adalah investasi Majalengka di masa depan. Kita memastikan setiap sisa makanan kembali menjadi energi dan kesejahteraan bagi warga, sesuai dengan semangat kemandirian dan keberlanjutan,” pungkas Mahesa Jenar.
Diakhir, kebijakan ini diharapkan dapat diluncurkan secara bertahap mulai awal bulan depan, dengan pelatihan masif kepada tim BUMDes dan relawan pengelola limbah.
(Tim)












