Majalengka || Corongkita.com – Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Sukorejo Situbondo Rayon Jawa Barat, menyatakan sikap tegas memboikot stasiun televisi Trans7. Sikap ini diambil setelah salah satu tayangan dalam program Xpose Uncensored Trans7 dinilai menista dan melecehkan marwah pesantren dan Kyai.
Ketua IKSASS Rayon Jawa Barat, H. Achmad Cece Ashfiyadi, menuturkan bahwa pondok pesantren adalah sumber akar peradaban Indonesia. Pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa dan menjaga nilai-nilai moral masyarakat.
Santri bukan objek tertawaan, Santri adalah subjek peradaban, bahwa kyai bukan bahan olok-olok, tapi Kyai sebagai Guru Bangsa, bahwa pondok bukan simbol kemunduran, tapi pondok adalah sebagai pusat kemajuan spriritual dan moral yang tidak bisa ditandingi dengan kemegahan studio manapun, ia menyesalkan adanya tayangan yang dianggap menistakan dan melecehkan kehormatan lembaga pesantren dan Kyai.
Lirboyo itu bukan cuma pondok, tapi benteng moral dan tempat mencetak generasi berakhlak, dari sanalah lahir para penjaga nilai, para pengawalan kebangsaan, para pewaris perjuangan kyai besar.
Dibalik sarung yang mereka ledek ada sejarah perjuangan, Ada darah dan air mata orang-orang yang menjaga agama dan negara. Dari sana lahir Nasionalisme, dari sana muncul pemikiran merdeka, dan dari sana lahir moral bangsa. Dan kini akar itu dilecehkan oleh media yang semestinya menjadi penjaga etika. ” ujar Kang Cece kepada wak media, Selasa (16/10/2025).
Kang Cece yang juga sebagai Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Barat, menilai tayangan tersebut mengandung unsur penistaan dan pelecehan terhadap simbol-simbol pesantren dan kyai.
Jadi kalau hari ini ada stasiun televisi yang berani menista itu semua, berarti mereka sedang menampar sejarah bangsa sendiri. Sebetulnya kalau mau jujur, Apa yang dilakukan Trans7 itu bukan cuma penghinaan kepada LIrboyo, semua itu penghinaan terhadap jati diri bangsa.
Karena itu, “Kami menyerukan, _pertama_ aksi solidaritas moral dari seluruh alumni, santri, dan masyarakat untuk tidak mendukung media yang tidak menghormati nilai-nilai pesantren dan kyai. _kedua_, mengecam keras tayangan dalam program Xpose Uncensored Trans7 yang mengandung fitnah, penistaan, ujaran kebencian, berita hoaks dan mendiskreditkan pesantren dan kyai. _Ketiga_, mohon kepada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk mencabut izin Siaran Trans7.
” tuturnya.
Lebih lanjut, Kang Cece yang juga Pengasuh Pesantren Al Bukhorie Garawangi berharap seluruh pihak, termasuk pengelola media, dapat menjadikan pesantren sebagai mitra dalam mencerdaskan bangsa, bukan sebagai bahan candaan, olok-olok atau provokasi.
“Kami berharap media dapat menjadi sarana pendidikan dan pencerahan, bukan justru menyinggung lembaga pesantren dan Kyai,” imbuhnya.
(Kontributor)